Maharani Suciyono Bantah ML dengan Ahmad Fathanah

 
Maharani Suciyono, 19 tahun, membantah berita yang menyebutkan bahwa saat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Ahmad Fathanah di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat, Selasa malam, saat itu dirinya bersama Ahmad sedang di dalam kamar hotel dan berbusana tak lengkap.
 
Menurut mahasiswi Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama, yang akrab disapa Rani ini, dirinya diamankan KPK saat berada di cafe Hotel Le Meridien. Bukan di dalam kamar. Maharani mengaku baru mengenal Ahmad satu hari sebelumnya lewat sambungan telepon.
 
Lalu bagaimana kronologis pertemuannya dengan Ahmad sampai bertemu di Hotel Le Meridien?
 
Dalam penjelasannya secara singkat saat ditemui wartawan di rumahnya di kawasan Condet, Batuampar, Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat (1/2), Rani membeberkan kronologis pertemuannya dengan Ahmad Fathanah. Rani mengaku ia baru sekali bertemu Ahmad Fathanah yakni di Hotel Le Meridien saat diamankan KPK.
 
Menurut Rani, awal perkenalannya dengan Ahmad berawal saat ia tengah nongkrong bersama teman-temannya di salah satu kafe di Senayan City, Senin (28/1). "Saya sama teman-teman lalu mau keluar cafe. Tapi seorang pelayan memberikan pesan ke kami," kata wanita cantik berkulit putih itu.
 
Rani mengatakan pesan dalam kertas itu adalah nomor telepon serta nama Ahmad Fathanah. "Kata pelayannya nomor itu buat saya," ujar Rani yang mengenakan daster abu-abu.
Rani mengaku sempat menanyakan ke sang pelayan apakah nomor itu hanya buat dirinya atau juga teman-temannya. "Pelayannya negasin itu buat saya," kata Rani.
 
Setelah menerima nomor itu, Rani mengaku langsung mengirimkan pesan singkat ke nomor yang dimaksud. Tujuannya adalah ingin menanyakan kenapa memberi nomor pada dirinya.
 
Dari pesan singkat itu, kata Rani, Ahmad langsung merespon dan menghubunginya. "Dia lalu ajak ketemuan di Le Meridien. Katanya ajak saya dinner," kata Rani. Esoknya Rani menurutu ajakan Ahmad. Ia ke Le Meridien dan menuju ke sebuah kafe di sana menemui Ahmad.
 
Menurut Rani, kepadanya Ahmad mengaku sebagai pengusaha dan juga anggota partai. "Dia mengaku sebagai pengusaha dan ikut partai," kata Rani. Setelah itu, kata Rani, ia diberi uang Rp 10 Juta di depan matanya. "Saya sempat kaget dikasih uang segepok. Saya tanya, ini uang asli atau palsu," kata Rani.
 
Setelah menerima uang itu, sejumlah anggoyta KPK langsung mengamankan Ahmad termasuk dirinya. "Orang KPK datang tiba-tiba. Mereka nanya-nanya dan nemuin uang. Lalu kami dibawa ke KPK," kata Rani.
 
Rani menuturkan salah seorang petugas KPK sempat menyampaikan kepadanya, bahwa mereka sudah tahu kalau ia tidak tersangkut apapun. "Tapi saya disuruh ikur dulu aja," kata Rani.
 
Menurut Rani di kantor KPK ia kembali dimintai keterangan. "Saya jawab apa adanya kalau saya tidak kenal sama Pak Ahmad," kata Rani.
 
Menurut Rani, Rabu dinihari ia diperbolehkan pulang oleh KPK. Namun Rani mengaku tidak langsung pulang tapi menginap di rumah rekannya di apartemen Tanjung Tanjung Duren, Jakarta Barat.
 
"Saya menginap di apartemen teman di Tanjung Duren," kata Rani. Rani mengaku tidak suka saat ia diteriaki oleh sejumlah orang ketika keluar dari gedung KPK. "Mereka teriak, 'Rani...Rani..anak Moestopo ya, Rp 10 Juta ya', Saya gak suka diteriakan begitu," kata Rani.
 
Read More>>